1.1.a.9
Koneksi Antar Materi-Kesimpulan dan Refleksi Pemikiran Ki Hajar Dewantara
1.
Sintesis berbagai materi
Apa
yang saya percaya tentang murid dan pembelajaran di kelas sebelum mempelajari
modul 1.1. Murid adalah orang yang sedang menempuh pembelajaran di kelas,
menerima pelajaran dari guru kemudian menyelesaikan seluruh tugas-tugas yang
diberikan kepadanya. Selanjutnya model pembelajaran yang diberikan kepada
anak-anak juga belum optimal karena kita
belum menemukan hakikat dari pembelajaran itu sendiri. Dari pembelajaran di
kelas secara monoton dan model pembelajaran yang minim mengakibatkan anak-anak
bosan dalam belajar. Anak-anak tidak dihadapkan ke hal-hal menantang seperti
permainan game, demontrasi, menelaah, mengadakan penelitian dan lain
sebagainya. Setelah kami mempelajari filosofi pendidikan Ki Hajar Dewantara
barulah kita sadar bahwa masih banyak hal yang harus dibenahi dari segi
bagaimana membelajarkan anak secara merdeka belajar, bagaimana membentuk anak
untuk berkarakter, bagaimana mengajarkan anak ke hal-hal positif dan lain
sebagainya.
Dari modul 1.1 yang
telah kita pelajari maka ada beberapa kaitan antara materi-materi dalam modul
ini. Pertama menurut Ki Hajar
Dewantara hakikat pendidikan adalah menuntun segala kodrat yang ada pada
anak-anak agar mereka dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang
setinggi-tingginya baik sebagai manusia maupun sebagai anggota masyarakat. Saya
percaya bahwa anak-anak kita punya potensi, bakat dan kreaatifitas, inovatif
sehingga kita sebagai guru harus melihat potensi itu dan mengarahkan anak untuk
mencari bakat, minat apa yang menjadi karakter dari anak tersebut. Sehingga
anak merasa punya wewenang sendiri untuk menentukan apa, kemana arah dan
potensi dirinya.
Sekarang zaman globalisasi banyak dipengaruhi
oleh kepentingan pasar menyebabkan pendidikan tidak sepenuhnya dipandang
sebagai upaya mencerdaskan bangsa, tetapi lebih berfokus untuk menghasilkan
lulusan yang hanya menguasai pengetahuan, kurang membekali peserta didik dengan
semangat kebangsaan, semangat keadilan sosial, serta sifat-sifat kemanusiaan
dan moral luhur sebagai warga negara(Saksono,2010:76). Bangsa Indonesia saat
ini dihadapkan pada krisis karakter yang
cukup memprihatinkan, seperti ketidakjujuran, ketidakmampuan mengendalikan
diri, kurangnya tanggung jawab sosial, hilangnya sikap ramah tamah dan sopan
santun.
Kedua
adalah Ki Hajar Dewantara mengatakan hendaknyan usaha kemajuan ditempuh melalui
“trikon” yaitu kontinyu dengan alam masyarakat Indonesia sendiri, konvergen
dengan alam luar, dan konsentris yaitu bersatu namun tetap mempunyai
kepribadian sendiri.
Ketiga
dari filosofi Ki Hajar Dewantara adalah sistem among yang berjiwa kekeluargaan
bersendikan dua dasar, yaitu pertama kodrat alam, kedua kemerdekaan sebagai
syarat menghidupkan dan menggerakkan kekuatan lahir dan batin.
Keempat
pandangan Ki Hajar Dewantara tentang belajar nampak pada konsep mengenai Tri
Pusat Pendidikan, yaitu pendidikan alam keluarga, alam perguruan, alam
masyarakat. Pendidikan alam keluarga akan mendidik anak-anak dengan sebaik mungkin
yang meliputi jasmani dan rohani. Selanjutnya alam perguruan berkewajiban
mengusahakan kecerdasan pikiran serta memberikan ilmu pengetahuan dan alam
masyarakat akan terwujud apabila orang-orang yang berkepentingan yaitu orang
tua, tokoh masyarakat, guru dan masyarakat lainnya saling memahami.
Terwujudnya Tri Pusat
pendidikan akan melahirkan manusia-manusia yang memiliki karakter Ing Ngarso
Sun Tuladho Ing Madya Mangun Karso Tut Wuri Handayani. Artinya di depan
memberikan contoh atau teladan, di tengah memberikan ide atau semangat dan
dibelakang memberikan dorongan.
Dari beberapa konsep
pendidikan Ki Hajar Dewantara Kami berkesimpulan bahwa pendidikan dapat berubah
kalau kita semua bisa menjadi guru,
bisa menjadi murid, dan semua tempat adalah sekolah.
Penerapan pembelajaran yag dapat kita
lakukan antara lain :
1.
Membentuk kelompok pengajian Sekolah
untuk membentuk karakter keagamaan dan religius anak, setiap dua kali sebulan
diadakan pengajian,
2.
Aktifkan kembali saling sapa, senyum
pada saat bertemu,
3.
Membentuk kelompok-kelompok kebersihan
untuk melatih kemandirian anak
4.
Membentuk kelompok-kelompok belajar
untuk mengkaji masalah-masalah yang berkaitan dengan pelajaran sekolah,
5.
Membentuk sanggar kesenian, olah raga
untuk mencari bakat siswa.
6.
Mengaktifkan ekstrakurikuler seperti
PMR, Pramuka, Rohis,
7.
Mengaktifkan organisasi sekolah seperti
OSIS
8.
Membentuk Koperasi Mandiri untuk siswa
9.
Membuat kotak amal untuk kegiatan
kemanusian
Dengan semangat filosofi KHD mari kita ujudkan kelas yg ramah dalam pembelajaran tidak ada diskriminasi dengan rasa asah asih asuh membangun komonitas belajar yg berfilosofi ing ngarso sungtulodo ing madya mangun karso tut wuri handayani
BalasHapusSalam Merdeka Belajar
Guru dan murid punya kebebasan untuk berinovasi, kebebasan belajar dengan mandiri dan kreatif.
HapusGuru Penggerak untuk merdeka belajar
Salam bahagia