3.3.a.4.2. Eksplorasi Konsep - Forum Diskusi Kasus 1
Pada awal tahun 2020, sebuah sekolah di Jogjakarta
melakukan kegiatan pramuka yang berakhir tragis. Tercatat lima korban meninggal
karena tenggelam saat mengikuti kegiatan susur sungai.
Bagaimanakah pendapat Anda tentang kasus tersebut jika
dikaitkan dengan manajemen risiko?
Jawaban :
Tidak
dapat dipungkiri bahwa resiko selalu ada dalam semua aspek kehidupan manusia,
termasuk dalam pengelolaan sekolah contoh kegiatan pramuka yang berakhir
tragis, tercatat lima korban meninggal karena tenggelam saat mengikuti kegiatan
susur sungai. Para siswa yang semestinya
mendapatkan ilmu, pengetahuan, dan keterampilan dalam pramuka malah mengalami
nasib nahas. Momen ceria dan riang gembira bagi para siswa seketika berubah
jadi bencana yang begitu menyedihkan. Jelas, diperlukan pemahaman dan
pelaksanaan manajemen risiko yang memadai dari semua pihak terkait agar
kejadian serupa tidak terulang. Risiko dipahami sebagai akibat buruk dari
sebuah kejadian atau rencana. Karena sifat risiko yang tidak pasti, resiko
berkecenderungan mengakibatkan kerugian. Resiko tentu tidak bisa diatur-atur
karena di luar kemampuan manusia, namun meminimalkan konteks, dampak, dan skala
resiko, tetap bisa dilakukan. Dalam kasus susur sungai itu, upaya untuk
menjangka risiko itu tidak tampak. Padahal salah satu unsur dari ketidakpastian
itu adalah alam. Alam sering kali tidak memberi tanda-tanda yang cukup mampu
ditangkap indera manusia tentang bencana yang akan terjadi. Namun, manusia
diberi peluang untuk belajar dari peristiwa yang telah terjadi sebelumnya
dengan mewujudkannya dalam bentuk manajemen resiko. Dengan manajemen risiko,
potensi kerugian materiil dan nonmateriil setidaknya bisa dikurangi. Secara
umum manajemen resiko dipahami sebagai upaya menghindari risiko. Upaya ini
ditempuh dalam rangkaian kegiatan yang dimulai dari perencanaan hingga
pelaksanaan kegiatan sekolah dengan mempertimbangkan berbagai kejadian atau
situasi buruk yang mungkin terjadi sesuai tipikal kegiatan, lokasi, dan waktu.
Dengan pilihan kegiatan di luar sekolah yang melibatkan banyak siswa, resiko
membesar dengan kemungkinan kecelakaan dan kemungkinan lain. Tiadanya
perencanaan kegiatan yang dimatangkan, manajemen risiko menjadikan kegiatan
tersebut sepenuhnya mengandalkan nasib baik. Pada akhirnya perubahan-perubahan
yang dilakukan sekolah akan menimbulkan suatu risiko, namun tidak melakukan
perubahan pun merupakan sebuah risiko oleh karena itu setiap sekolah harus
mengidentifikasi risiko dan merencanakan pengelolaannya. Apabila semua sekolah
dapat menerapkan manajemen risiko maka setiap kerugian akan dapat diminimalisir.
2. Dengan pengetahuan yang Anda dapat dari tahapan
Eksplorasi Konsep – Mandiri, bagaimana Anda akan mengatur ulang pelaksanaan
program di sekolah dalam kasus di atas? Jelaskan tahap demi tahap yang akan
Anda lakukan.
Jawaban :
Ada tahapan manajemen
yang akan dilakukan adalah :
1.
Mengidentifikasi jenis resiko
Proses
ini dilakukan untuk mengidentifikasi kemungkinan risiko – risiko apa saja yang dihadapi
suatu sekolah. Beragam jenis risiko yang dihadapi suatu sekolah mulai dari
risiko strategis, keuangan, operasional, pemenuhan, dan resiko lainnya.
Terdapat
beberapa cara dalam proses mengidentifikasi risiko, misalnya dengan cara
menelusuri sumber resiko hingga terjadinya peristiwa yang tidak di inginkan.
Misalnya terjadi kecelakaan, kecelakaan merupakan peristiwa yang
merugikan. Identifikasi dapat dilakukan dengan melihat sumber dari resiko
hingga sampai terjadinya peristiwa yang merugikan.
2.
Pengukuran resiko
Tahap
selanjutnya adalah mengukur tingkat risiko dan mengevaluasi risiko tersebut.
Tujuannya adalah untuk memahami karakteristik resiko dengan lebih baik. Bila
kita memperoleh pemahaman yang lebih baik, maka risiko akan lebih mudah
dikendalikan.
Ada
beberapa cara yang dapat ditempuh untuk mengukur suatu risiko bergantung dari
jenis resiko tersebut. Misalnya kita memperkirakan probabilitas (kemungkinan)
risiko atau suatu kejadian yang jelek. Dengan probabilitas tersebut, kita
berusaha mengukur risiko tersebut. Contoh adalah
kebakaran dengan tingkat probabilitas misalnya, 0,6. Karena probabilitas yang
tinggi, maka resiko kebakaran perlu diberi perhatian lebih. Dari contoh tersebut menunjukkan dengan menggunakan
probabilitas kita dapat melakukan perioritas resiko, sehingga dengan demikian
kita dapat memfokuskan diri pada resiko yang mempunyai kemungkinan yang lebih
besar terjadi.
3.
Melakukan
strategi dalam pengendalian resiko
Pengendalian resiko, pengendalian dimaksudkan untuk mencegah
atau menurunkan probabilitas terjadin yang tidak diinginkan. Misalnya, untuk
mencegah terjadinya kebakaran, kita memasang alarm asam di bangunan. Alarm
tersebut merupakan salah satu cara untuk mengendalikan risiko kebakaran.
4.
Melakukan evaluasi
terus-menerus atau secara berkala, maju dan berkelanjutan
Mengukur
tingkat resiko yang ditimbulkan sehingga dengan adanya evaluasi kita maka
kemungkinan kecil resiko yang ditimbulkan akan semakin kecil.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar